jika orang ingin sekedar senang dalam hidup, maka ia dapat mencari
kesenangan instan, pergi ke tempat hiburan, berfoya-foya dan berpesta
pora. Tetapi jika seseorang ingin meraih kebahagiaan, maka ia justeru
harus siap menderita menghadapi kesulitan, melupakan kesenangan jangka
pendek.
Ada seorang teman mengirimkan email. Bertanya kepada saya, apa makna
kesulitan bagi Mas Agus? Kemudian saya menjelaskan kepadanya bahwa
kesulitan adalah jalan menuju kebahagiaan. Jika kita mampu menyelesaikan
setiap kesulitan hidup kita maka kita bisa menemukan kebahagiaan,
itulah indahnya sebuah kesulitan, begitu jawab saya kepada teman itu.
Imam
Gazali dalam Ihya `Ulumuddin mengatakan bahwa setiap kali target
ditingkatkan maka jalannya menjadi sulit, kendalanya banyak dan
dibutuhkan waktu lebih lama, 'kullama zada al mathlub sho`uba masalikuhu
wa katsura `aqabatuhu wa thala zamanuhu.' Jadi tingkat kesulitan
berhubungan dengan tingkat target. Jika orang ingin sekedar senang dalam
hidup, maka ia dapat mencari kesenangan instan, pergi ke tempat
hiburan, berfoya-foya dan berpesta pora. Tetapi jika seseorang ingin
meraih kebahagiaan, maka ia justeru harus siap menderita menghadapi
kesulitan, melupakan kesenangan jangka pendek.
Kita
sebagai makhluk yang didesain oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala dengan
sempurna, memiliki akal sebagai alat berfikir, hati sebagai alat
memahami, nurani sebagai alat interospeksi, syahwat sebagai penggerak
tingkah laku dan hawa nafsu sebagai tantangan. Kesemuanya itu dirancang
untuk menghadapi medan kehidupan yang sulit. Dengan akal kita bisa
memecahkan masalah yang sulit, dengan hati kita bisa menerima kenyataan
yang pahit, dengan nurani kita bisa mundur selangkah demi memperbaiki
diri, dengan syahwat membuat kita dinamis mencari dan dengan hawa nafsu
kita menjadi tertantang untuk mampu mengendalkan diri.
Kita
di satu sisi memang menyukai stabilitas dan kenyamanan hidup, tetapi di
sisi lain kita juga menyukai kesulitan. Kita tidak selalu lari dari
kesulitan, sebaliknya justeru menantang kesulitan. Jika dalam kehidupan
sehari-hari hidup selalu stabil dan nyaman tanpa menjumpai kesulitan,
maka dibuatlah stimulasi agar orang menaklukkan kesulitan buatan.
Mahasiswa berlomba naik tebing buatan (wall climbing), pembalap mobil
mencari medan berlumpur, yang berperahu mengikuti arum jeram, setiap
agustusan orang ramai-ramai memanjat pohon pinang yang dilumuri olie,
yang sudah punya dua kaki justeru berlomba lari dalam karung. Pokoknya
banyak sekali kesulitan yang sengaja dibuat untuk ditaklukkan, mengapa?
karena kita memang memiliki tabiat tertantang. Kesulitan buatan pada
umumnya hanya melahirkan kesenangan, yakni senang menjadi juara, tetapi
belum tentu sampai kepada kebahagiaan. Kesusahan biasanya menambahi
kesulitan, tetapi tidak semua kesulitan membuat susah.
Adapun
kebahagiaan biasanya merupakan buah dari ketabahan menghadapi kesulitan
panjang yang bersifat alamiah dalam kehidupan. Itulah maka hakikat
kebahagiaan hidup berumah tangga biasanya baru diperoleh setelah kakek
nenek, yakni ketika menyaksikan anak cucu sebagai generasi penerusnya
hidup sukses dan terhormat.
Kesulitan juga harus dibedakan
antara analisa dan perasaan, antara kesulitan teknis dan merasa sulit.
Ada hambatan yang menurut analisa teknis masuk kategori sangat sulit dan
berat, tetapi ada orang yang memandangnya ringan-ringan saja. Kenapa?
karena ia merasa tertantang untuk dapat menaklukkan kesulitan dan ia
menyadari bahwa kesulitan itu merupakan proses mencapai kebahagiaan. Ia
tidak merasa berat dan sulit ketika menghadapi kesulitan karena ia
selalu membayangkan buah kebahagiaan yang akan dipetiknya, seperti
seorang petani yang belepotan lumpur di sawah, ia tidak merasa risih
dengan lumpur karena ia membayangkan panennya nanti. Sedangkan merasa
sulit merupakan respon psikologis terhadap problem dan perasaan itu
berhu bungan dengan tingkat kapasitas kejiwaan yang bersangkutan.
By: agussyafii